Sejarah
Perkembangan Kaca
Kaca
pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000
SM, dengan melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan
kemudian mengeras menjadi opaque (tidak trnsparan).Sekitar 3500 SM,
bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang memberi efek
kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai
menyebarkan informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada
1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan
bukti-bukti pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun
1500 SM, pengrajin Mesir menmukan caara untuk membuat pot kaca dengan
cetakan. Terbukti dengan ditemukannya 3 buah vas dengan ukiran nama
Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM), yang membawa pengrajin kaca dari
misi militernya di Cina.
Sampai
abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan
sampai ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat
pada tahun 650 SM dengan ukiran diatas lempengan batu yang tersimpan
di perpustakaan raja Assyria Ashurbanipal (669-626 SM).Antara 27 SM
samapi 14 SM, ditemukan caara baru dalam mengolah kaca yaitu disebut
glassblowing.
Alat
yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup.
Lalu bangsa Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca.
Pada tahun 100 M, bansa Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca
dalam arsitektur, dengan ditemukannya clear glass yang digunakan pada
bangunan-bangunan penting dan vila-vila
mewah. Sekitar tahun 1000 M, bangsa Eropa yang mulai kesulitan
mencari bahan dasarkaca
mulai memakai bahan dasar lain, yaitu potash.
Pada
abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran .(glass
sheet). Pada abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam
bentuk lembaran. Pada akhir abad19, mulai berdiri bangunan yang
menggunakan kaca sebagai bungkus luar bangunan dan menjadi hal yang
sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih menggunakan batu
bata untuk
dindingnya.
1.3 Macam-macam
Kaca
Secara
umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1.
Silika lebur.
Silika
lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon
tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir
murni. Kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz glass).
Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik
pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal
lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan
terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan
sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua
jutaan per kuvet.
2.
Alkali silikat
Alkali
silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan
soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat.
Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water
soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan
kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
3.
Kaca soda gamping
Kaca
soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua
kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam
bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.
4.
Kaca timbal
Dengan
menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran
kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini
sangat penting dalam bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi
dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82%
(densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang
memberikan kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass).
Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola lampu,
lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai
tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok
dipakai sebagai perisai radiasi nuklir.
5. Kaca
borosilikat
Kaca
borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3,
80% sampai 87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca
jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan
terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan
listrik tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator
tegangan tinggi, dan digunakan juga untuk lensa teleskop seperti
misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6.
Kaca khusus
Kaca
berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom,
kaca optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus.
Komposisinya berbeda-beda tergantung pada produk akhir yang
diinginkan.
7.
Serat kaca (fiber glass)
Serat
kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi
cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan
alkali lebih rendah.
Selain
itu, ada juga kaca
silika yang digunakan di dalam keteknikanyang mempunyai
berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya
lebih mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah.
Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
1. Kaca
alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak
rendah. Pemakaiannya antara lain untuk botol dan
kacajendela.
2.
Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca
ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan kaca
alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau kaca crown
ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di
antara kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks
mempunyai koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu menahan
perubahan suhu yang mendadak.
3.
Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan
bahan isolasi listrik. Beberapa jenis kaca dari kelompok ini
mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar